Kecantikannya telah mewarnai langit dan bumi. Maka, Ampunilah aku Ya Rabb! Aku terlalu sibuk memiki

Rabu, 24 Oktober 2012

Menunggu Cintamu


Aku tidak tahu sekarang aku harus menulis apa. Namun yang jelas apa yang aku rasakan, kau tak pernah merasakannya. Cinta ini terlalu berat untuk aku jalani, sebagai manusia biasa, aku mulai tidak menyadari siapa diriku yang sebenarnya, bahkan aku tidak mengerti bagaimana keadaan jiwa dan raga ini.

        Ada satu hal yang tak pernah kau sadari , bahwa cinta kasihku telah tumbuh dan berkembang sejak seribu tahun yang lalu. Sejak saat itu, aku telah mengukir segala resah cintaku pada hamparan pasir dan bebatuan. Dengan seperti itu, aku berharap kau datang meminta lukisan cinta, yang telah kuwarnai dengan kesetiaan.
          Waktu demi waktu berlalu, namun kau tak kunjung datang. Aku merana, aku kesepian dan aku menderita di sini tanpamu. Segala macam obat telah datang tuk sembuhkanku. Tetapi hanya dirimu yang kuharapkan untuk mengobati sakitku.
          Kau selalu bilang dirimu akan pergi. Jika suatu saat nanti aku yang harus pergi dari dirimu dan dari dunia ini, maka kuharapkan keikhlasanmu untuk berbahagia atas semua yang menimpaku.
         Aku merelakan kepergianmu, bukan karena aku ingin meninggalkanmu. Aku hanya ingin melihatmu selalu berbahagia. Aku tak peduli dengan segala perih yang harus kuderita. Namun sejauh apapun kau pergi, jangan pernah melupakan aku sebagai orang yang mencintaimu. Aku akan tetap menyendiri di padang tandus ini untuk menunggu kedatanganmu, menunggu kehadiranmu, dan menunggu cintamu untukku. Aku akan selalu menyebut namamu setiap saat, setiap waktu, dan setiap aku merindukanmu, sehingga yang terucap di bibir ini hanyalah namamu.
      Aku selalu dilanda perih dan cemburu, namun selalu saja aku tahan. Aku tak tahu sampai kapan semua ini akan berakhir. Biarlah cinta ini kuserahkan kepada Tuhan, demi cintaku kepadamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar